Senin, 06 Januari 2014

BAB 3



BAB 3
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesustraan
3.1 Pendekatan IBD dalam Kesustraan
Sastra berasal dari bahasa sanskerta yang berarti pedoman.  Sastra bisa disebut juga abstrak, berhubungan dengan kesenangan, kebahagian dan lain-lain.  Bahasa dalam sastra atau kesusastraan dapat kita gunakan untuk menuangkan ekspresi, keadaan jiwa, pemikiran, atau pun berbagai luapan dalam diri seseorang.
Didalam kesusastraan indonesia, prosa terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa sendiri merupakan karangan bebas yang dituangkan kedalam suatu seni dan tidak terikat oleh kaidah-kaidah yang terdapat dalam sebuah puisi.
Pembagian jenis prosa terdiri dari prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa yang hidup dan menjadi berkembang di masyarakat yang terdahulu, contoh dari prosa lama adalah dongeng, hikayat, bidal, sejarah masa lampau, kisah, dan lain sebagainya. Sedangkan prosa baru adalah  prosa yang hidup setelah mendapatkan pengaruh dari budaya barat, contohnya itu adalah novel, roman, cerpen, biografi, kritik, resensi dan lain-lain.
Dalam kamus bahasa indonesia, prosa diartikan dengan bentuk cerita yang mempunyai peristiwa. Jadi kesusastraan dalam hal ini adalah prosa sangat berhubungan dengan budaya dasar, kita ambil sebuah contoh mengenai hikayat ( dalam hal ini, hikayat termasuk didalam puisi lama), hikayat melukiskan kita mengenai kehidupan manusia pada masa lampau, dan kehidupan dalam hikayat tersebut biasanya dilukiskan dengan berbagai macam seni. Maka sangatlah berhubungan antara prosa dengan budaya dasar.

3.2 Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan prosa

Sedangkan Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.

Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis, yakni :
1) Prosa naratif
2) Prosa deskriptif
3) Prosa eksposisi dan
4) Prosa argumentatif.

Sumber:

Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama, adalah prosa bahasa Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Yang meliputi :
 Dongeng;v
 Hikayat;v
 Sejarah;v
 Epos;v
 Cerita pelipur lara.v

b. Prosa baru, adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun, meliputi :
 Cerita pendek;v
 Roman/novel;v
 Biografi;v
 Kisah.v

Sastra mempunyai peranan yang lebih penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa juga mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian manusia dengan bahasa pada hakekatnya adalah satu.

Sastra juga mempermudah komunikasi, karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.

Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

Sumber :

3.3 Nilai yang terkandung dalam prosa (fiksi)

Sebagai seni yang berlatar cerita (fiksi), karya sastra membawakan nilai-nilai, pesan moral dan cerita kepada para pembaca, nilai-nilai tersebut adalah:

i. Nilai kesenangan : pembaca mendapat pengalaman atas peristiwa atau kejadian yang dikisahkan dan dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing yang belum dikunjungi atau mengenal tokoh-tokoh aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya.
ii. Memberikan informasi : tentang kehidupan masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan dating atau asing yang tidak terdapat di ensiklopedi.
iii. Warisan kultural : mengungkapkan impian-impian, aspirasi generasi terdahulu yang seharusnya dihayati generasi kini.
iv. Keseimbangan wawasan : dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, kehidupan manusia sehingga akan terbentuk keseimbangan, terutama menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin berlainan pribadinya.


3.4 Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan Puisi

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.

kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:
Puisi baru : Puisi yang muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
 Puisi Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris. Jenis puisi lama :
Mantra
Karmina (Pantun singkat)
Talibun
Syair
Gurindam
Puisi Modern : Puisi bebas yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari puisi tersebut.
Kepuitisan atau keartistikan puisi dapat dibangun menggunakan :
Figura Bahasa (personifikasi, hiperbola, metafora, dll)
Kata - kata ambigu
Kata-kata yang mengandung perasaan dan pengalaman penyair
Kata - kata konotatif
Pengulangan untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan
·         Contoh Puisi :

Lagu Siul - Chairil Anwar

Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! ini badan yang selama berjaga
Habis hangus di api matamu
'Ku layak tidak tahu saja

Puisi diatas berhubungan dengan IBD karena Puisi tersebut berhubungan dengan pengalaman hidup yang dialami penulis. 



SUMBER:
http://ajengbells-tinkerbell.blogspot.com/2012/04/ilmu-budaya-dasar-yang-dihubungkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar