Senin, 04 Mei 2015

KTT ASEAN DAN PENGARUHNYA



PENGERTIAN KTT ASEAN : 

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggotaASEAN dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara

A.Hasil dari KTT Resmi ASEAN sebagai berikut :
1.      KTT ke-1 ASEAN di Bali, Indonesia, 23-25 Februari 1976

Deklarasi Kerukunan ASEAN

Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC)

Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.


2.      KTT ke-2 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, 4-5 Agustus 1977

Pencetusan Bali Concord 1



3.      KTT ke-3 ASEAN di Manila, Filipina, 14-15 Desember 1987

Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN.

Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala bidang.

Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN dengan memperbesar peranan swasta dalam kerjasama ASEAN.

Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan pertumbuhan kawasan ASEAN.


4.      KTT ke-4 ASEAN di Singapura, 27-28 Januari 1992

ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi, melaksanakan koordinasi.

Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA).



5.      KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand, 14-15 Desember 1995

Membicarakan upaya memasukkan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota ASEAN

Memperkuat identitas ASEAN.



6.      KTT ke-6 ASEAN di Hanoi, Vietnam, 15-16 Desember 1998

Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan komitmen mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun 2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.



7.      KTT ke-7 ASEAN di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 5-6 November 2001

Mengeluarkan deklarasi tentang penyakit HIV/AIDS.

Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut serangan terorisme pada gedung WTC di Amerika.



8.      KTT ke-8 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 4-5 November 2002

Pengeluaran deklarasi tentang Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan teroris.

Pengesahan ASEAN Tourism Agreement.



9.      KTT ke-9 ASEAN di Bali, Indonesia, 7-8 Oktober 2003

Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu :

Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community)

Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economy Community)

Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community).


10.  KTT ke-10 ASEAN di Vientiane, Laos, 29-30 November 2004

Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi tersebut menekankan bahwa perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara anggota ASEAN.

Memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk membangun sebuah masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.



11.  KTT ke-11 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, 12-14 Desember 2005

Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Korea Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.



12.  KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, 12-13 Januari 2007.

Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.



13.  KTT ke-13 ASEAN di Singapura, 1822 November 2007.

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian perdagangan dalam kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan Korea Center, menyepakati ASEAN Center.



14.  KTT ke-14 ASEAN di Thailand, Cha Am, Hua Hin, 27 Februari-1 Maret 2009

Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru



15.  KTT ke-15 ASEAN di Thailand, Cha Am, Hua Hin , 23 Oktober 2009

Penandatanganan Deklarasi Cha-am Hua Hin tentang Peresmian Komisi HAM antar pemerintah ASEAN

Penandatanganan Deklarasi Cha-am Hua Hin tentang Penguatan Kerja Sama Pendidikan untuk mencapai Komunitas ASEAN.



16.  KTT ke-16 ASEAN di Vietnam, Hanoi , 8-9 April 2010

Pembangunan kembali dan perkembangan yang berkelanjutan ekonomi ASEAN serta penanganan bersama perubahan iklim.

Mempercepat realisasi pembentukan Masyarakat ASEAN pada tahun 2015.

Mempercepat integrasi ekonomi ASEAN, membentuk pola yang mengadaptasi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan

Meningkatkan kerja sama ekonomi dan moneter Asia Timur, di antaranya ASEAN harus mempertahankan status intinya
Berupaya bersama masyarakat internasional mengatasi masalah global.


17.  KTT ke-17 ASEAN di Vietnam, Hanoi, 28-30 Oktober 2010

Pembentukan Komunitas ASEAN tahun 2015 serta isu-isu kawasan dan internasional lainnya

Pembangunan Komunitas ASEAN yaitu ASEAN Connectivity.

Peningkatan peran ASEAN dalam G-20


18.  KTT ke-18 ASEAN di Jakarta, Indonesia, 4-8 Mei 2011

Konektivitas ASEAN, Ketahanan Pangan dan Energi, Penyelesaian Konflik, Arsitektur Kawasan Asia Timur, people centered ASEAN, kerja sama penanganan bencana alam, kerja sama sub-kawasan, penyelenggaraan East Asia Summit, permohonan Timor Leste menjadi anggota ASEAN dan Permohonan pertukaran Keketuaan antara Myanmar dan Laos.



19.  KTT ke-19 ASEAN di Bali, Indonesia, 17-19 November 2011

Pembentukan Masyarakat ASEAN dengan tiga pilar utama: politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya.

Menyangkut masalah ASEAN Connectivity dan Piagam ASEAN.

Penguatan pertumbuhan ekonomi di kawasan, menata arsitektur kerja sama kawasan yang lebih efisien dan efektif, menjaga stabilitas dan keamanan Asia Tenggara, penguatan peran ASEAN secara global, memperkuat ekonomi kawasan Asia Timur, membangun landasan dan tindakan nyata, mengatasi tantangan di kawasan, serta memelihara perdamaian, keamanan dan stabilitas dan ketertiban di kawasan Asia Timur.


20.  KTT ke-20 ASEAN di Kamboja, Phnom Penh, 3-4 April 2012

Deklarasi Pnom Penh (Phnom Penh Declaration on ASEAN : One Community, One Destiny), Agenda Pembangunan Komunitas ASEAN (Phnom Penh Agenda on ASEAN Community Building)

Drug-Free ASEAN 2015.

Kerjasama antara Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Pembangunan Komunitas ASEAN.


21.  KTT ke-21 ASEAN di Kamboja, Phnom Penh, 17-20 November 2012

Pembicaraan masalah pertikaian Laut Tiongkok Selatan

Penandatanganan dokumen bersejarah adopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN (ADHR)



B. Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN sebagai berikut :
1.      KTT Tidak Resmi ke-1
Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN secara bersamaan.
2.      KTT Tidak Resmi ke-2
Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang ingin dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya.
3.      KTT Tidak Resmi ke-3
Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sosial, politik dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan.
4.      KTT Tidak Resmi ke-4
Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura hingga Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.
5.      KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)
Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi menghadapi Gempa atau Tsunami


Sejak Asean berdiri, Indonesia telah mengambil peran yang sangat penting. Peran pertama Indonesia ditunjukkan dengan ikut mendirikan Asean. Selanjutnya Indonesia diberi kepercayaan sebagai penyelenggara KTT Asean I. KTT ini dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. Salah satu kesepakatan yang dihasilkan KTT Asean I adalah pembentukan Sekretariat Asean di Jakarta. Adapun yang menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asean pertama adalah H.R. Dharsono, seorang putra Indonesia. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa negara kita cukup berperan besar dalam Asean.
Indonesia juga berperan dalam menciptakan perdamaian. Indonesia banyak membantu negara-negara anggota Asean lain yang sedang mengalami konflik. Indonesia pernah menjadi penengah konflik antara Vietnam dan Kamboja. Konflik ini terjadi karena Vietnam menduduki Kamboja. Indonesia menjadi penengah kedua belah pihak sejak tahun 1987. Akhirnya, pada Konferensi Paris untuk Kamboja tahun 1991, Kamboja dan Vietnam menyepakati perjanjian damai.
Peran penting lainnya adalah saat Indonesia menjadi penengah antara Pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation (MNLF). Baik Pemerintah Filipina maupun MNLF sepakat untuk melakukan pertemuan di Indonesia dan membuat perjanjian damai.

Selain hal-hal di atas, peran Indonesia juga tampak pada beberapa hal berikut.

  1. Pada KTT Asean ke-9 tanggal 78 Oktober 2003 di Bali, Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean (Asean Community). Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial-kebudayaan, dan ekonomi.
  2. Pada tahun 2004, Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Di antara pertemuan itu adalah Pertemuan Tingkat Menteri Asean (Asean Ministerial Meeting), Forum Kawasan Asean (Asean Regional Forum), Pertemuan Kementerian Kawasan mengenai Penanggulangan berbagai masalah yang terjadi, dan beberapa pertemuan lainnya.
  3. Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca Gempa Bumi dan Tsunami pada Januari 2005. Pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana Tsunami pada 26 Desember 2004. Negara Asean yang terkena tsunami adalah Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
  4. Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015 diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Asean ke-40.
  5. Pada KTT Asean ke 19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia kembali menjadi tuan rumah, salah satu catatan penting peran Indonesia dalam Asean adalah kesepakatan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ). Traktat yang sebelumnya sudah disusun di Bangkok, Thailand akhirnya bisa diratifikasi selama Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Lewat traktat ini, negara-negara anggota berkewajiban untuk tidak mengembangkan, memproduksi, atapun membeli, mempunyai atau menguasai senjata nuklir.
D.Pengaruh KTT ASEAN untuk Dunia

Penyelenggaraan KTT ke-19 ASEAN di Bali, telah mengantarkan kerja sama ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi dan luas, sebagaimana tema ASEAN tahun ini, yaitu “ASEAN Community in a global community of nations”. Dalam perkembangannya, ASEAN memang telah memperluas kemitraan dengan sejumlah negara di luar kawasan, seperti tercermin dari penyelenggaraan KTT ASEAN plus 3 dan KTT Asia Timur yang melibatkan 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Australia, Selandia Baru, dan India, di Bali.

Kehadiran sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Bali, PM Australia Julia Gillard, termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon, membuktikan bahwa mereka telah melihat pentingnya ASEAN dalam konstelasi geopolitik dan geoekonomi global. Apalagi, saat ini dunia dihadapkan pada satu proses perubahan yang berdampak luas pada kehidupan umat manusia. Di Timur Tengah dan Afrika Utara, misalnya, transformasi sistem sosial dan politik melalui “Arab Spring” terus berlangsung. Sementara itu, dunia pun dihadapkan pada ancaman krisis ekonomi global yang baru, sebagai akibat gejolak keuangan di Eurozone yang meluas.

Dalam kondisi itulah, ASEAN yang berdiri sejak 1967 dan merupakan salah satu organisasi tertua dalam arsitektur regional, telah teruji mampu menggalang kerja sama dan memantapkan stabilitas di kawasan. Hal itu mempertebal keyakinan, bahwa ASEAN mampu memberikan kontribusi dalam merespons berbagai dinamika global.

Bali Concord III atau prinsip-prinsip Bali yang akan dihasilkan dari KTT ke-19 ASEAN, dimaksudkan sebagai partisipasi dan sumbangan bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, adil, demokratis dan sejahtera. Bali Concord III juga diharapkan akan memetakan jalan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.
Kiprah ASEAN ke luar kawasan, tak lepas dari visi terwujudnya Komunitas ASEAN (ASEAN Community) pada 2015. Komunitas ASEAN yang akan diwujudkan berbasis pada “Dynamic Equilibrium”, yakni terwujudnya sebuah kawasan yang berimbang dan dinamis. Hal itu menjadikan tanggung jawab ASEAN lebih berat. Sebab, ASEAN dituntut untuk memperkuat kontribusi kolektifnya dalam penanganan berbagai isu dan tantangan global.

Rekam jejak ASEAN, tentu menjadi potensi untuk memperkenalkan perspektif baru, misalnya, bagaimana negara-negara dapat berinteraksi dan mengelola hubungan secara win-win solution, hubungan yang saling menguntungkan, di mana keamanan, kemakmuran, dan stabilitas bisa dinikmati oleh semua negara anggota.

Kepemimpinan yang ditunjukkan oleh semua pemimpin ASEAN selama ini, menjadi landasan untuk membangun dan mengembangkan komunitas kawasan, terutama guna mempromosikan perdamaian dan stabilitas bagi kawasan yang lebih luas, dan sebagai kontributor global dalam hal kemakmuran dan stabilitas keamanan.

Keberhasilan ASEAN membangun komunitas regional, harus ditindaklanjuti dengan memperluas hubungan negara-negara dan komunitas di luar kawasan. Apalagi, di belahan bumi lainnya masih belum terwujud perdamaian dan kesejahteraan karena perpecahan.
Tampilnya ASEAN dalam kancah global, juga tak lepas dari pergeseran kekuatan ekonomi global ke kawasan Timur, dalam hal ini Asia. Tak mengherankan, jika saat ini dikatakan sebagai “Asian Century”. Fenomena itu tak lepas dari kesadaran, bahwa transisi Asia menjadi kekuatan ekonomi baru, bukan untuk waktu yang sementara, tetapi dalam jangka panjang.

Terkait hal itu, dengan populasi 598 juta jiwa, dan PDB kawasan mencapai US$ 1,85 triliun atau tiga persen dari PDB dunia, tentu menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam komunitas ekonomi global. Dalam konteks geoekonomi, sebagai pasar tunggal, ASEAN dapat disejajarkan dengan kekuatan ekonomi dunia saat ini, seperti Tiongkok, yang diharapkan dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi.
Langkah besar yang diambil ASEAN saat KTT ke-19, tak lepas dari peran Indonesia sebagai ketua. Apalagi, posisi Indonesia sebagai satu-satunya negara ASEAN di G-20, misalnya, yang semakin mendekatkan ASEAN pada isu-isu global, terutama di bidang ekonomi.

Kini adalah momentum bagi ASEAN untuk maju demi dunia. Semangat Bali Concord III hendaknya menjadi inspirasi dan peta jalan bagi perhimpunan ini untuk mengembangkan sikap inklusif, sehingga mampu memberi kontribusi bagi tatanan dunia yang lebih damai, adil, demokratis, dan sejahtera.


SUMBER :






 www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id
www.baak.gunadarma.ac.id