Pentingnya Dalam
Mendukung Kebijakan Pemerintah Tentang Pengurangan Plastik Bagi Kehidupan
Ketika berbelanja di minimarket,
supermarket, swalayan, pasar ataupun warung kecil biasanya kita mendapatkan
kantung plastik secara gratis untuk membawa barang belanjaan yang kita beli. kebiasaan
memakai kantung plastik sudah diterapkan sejak lama. Di satu sisi kantung
plastik memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari – hari . Namun di sisi
lain tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa kantung plastik akan lama untuk terurai,
butuh waktu ratusan tahun plastik tersebut akan terurai. Penggunaan kantung
plastik di Indonesia terbilang cukup tinggi. Jumlah timbunan sampah kantung
plastik terus meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir dimana sekitar 9,8
miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap
tahunnya, dari jumlah hampir 95 persen kantung plastik menjadi sampah. Indonesia
merupakan Negara kedua di dunia penghasil sampah plastik terbesar ke laut.
Peringkat pertama di tempati Tiongkok dengan 262,9 juta ton sampah plastik.
Namun sekarang konsumen yang
berbelanja di minimarket, supermarket, pasar sudah tidak mendapatkan kantung plastik secara
gratis lagi. Mulai minggu (21/02/2016 ) Pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia (APRINDO) sudah sepakat memberlakukan kebijakan tentang diet kantung
plastik atau kantung plastik berbayar untuk mengurangi limbah plastik di
Indonesia. kebijakan tersebut sesuai dengan surat edaran kementrian lingkungan
hidup dan kehutanan nomor S.1230/PSLB3/2016 tentang harga mekanisme penerapan
kantung plastik berbayar dan dasar penerapannya adalah Surat Edaran (SE) Mentri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor S.71/Men LHK II/2015 tentang pembatasan
pemberian kantung plastik. SE tersebut berisi imbauan kepada pemerintah daerah
(pemda) provinsi maupun kabupaten atau kota termasuk produsen serta pelaku
usaha malakukan stimulasi dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik.
Di dalam aturan itu diterapkan bahwa
kantong plastik berbayar Rp.200 sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Namun,
sejumlah kota memberikan harga yang lebih tinggi agar masyarakat lebih
terbebani dan berinisiatif untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah. Mulai
(21/02/2016) bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional sejumlah kota telah
melakukan seremonial pencanangan tas kresek berbayar itu meski dengan harga
berbeda. saat ini pelaksanaan ketentuan itu masih dalam tahap uji coba. jika
tidak ada masalah ketentuan itu akan terus berlanjut, antara lain dengan akan
diatur berdasarkan peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). saat
ini pemerintah tengah fokus melakukan sosialisasi dan edukasi penerapan
kebijakan plastik berbayar di 23 kota. Mentri mengatakan bahwa pemerintah
memfasilitasi dan mendukung seluruh provinsi, kabupaten, kota, hingga kecamatan
dan desa untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah melalui program
kantung plastik berbayar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman
di masyarakat sekaligus mengedukasi masyarakat agar mengurangi konsumsi kantung
plastik ketika berbelanja. Dana dari kantong plastik dipandang oleh YLKI, harus
dikelola secara independen atau melalui badan khusus yang dipakai untuk
kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan.
Membatasi penggunaan kantung plastik
saja tidak cukup karena konsumen juga harus meminimalisasikan pemakaian plastik
sebagai pembungkus makanan atau minuman yang dikonsumsi warga. sebab, jika hal
tersebut tidak dilakukan maka plastik akan tetap menumpuk. dan plastik yang
menumpuk akan menjadi limbah, dan limbah plastik yang dibuang dilautan bisa menjadi
racun bagi tubuh manusia karena kantung plastik yang dibuang ke lautan dapat
dengan mudahnya melepas kandungan kimia beracun yang bisa saja diserap atau
dimakan oleh biota laut, termasuk ikan biasa yang dikonsumsi manusia. mangingat
susahnya mengurangi limbah plastik yang ada di dunia, kebijakan ini tentunya
bisa sedikit mengurangi limbah plastik.
Walaupun APRINDO mendukung kebijakan
pemerintah, tetap saja di khawatirkan tren belanja ritel modern yang
membutuhkan banyak kantung plastik akan memberatkan konsumen dan menurunkan
penjualan. Oleh karena itu, pemerintah juga harus melindungi dan memikirkan
kebijakan tersebut lebih jauh supaya semua sektor industri tidak ada yang
dirugikan. kebijakan ini juga dikhawatirkan akan membuat pedagang dan konsumen
bingung dan terjadi kecurangan saat perarturan sudah ditetapkan. terlebih lagi
untuk mengedukasi masyarakat akan kebijakan pemerintah mengenai plastik
berbayar tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Berdasarkan data Nielsen 2015,
penggunaan plastik dari industri ritel seperti swalayan, mini market,
supermarket di Indonesia hanya sebesar 26 persen sedangkan penggunaan kantung
plastik di pasar rakyat atau pasar tradisional mecapai 74 persen. Tingginya
penggunaan plastik di pasar tradisonal seharusnya menyadarkan masyarakat untuk
membawa sendiri kantung plastik dari rumah atau tas belanja dari rumah agar
penggunaan plastik bisa diminimalisasikan.
Dalam kebijakan pemerintah untuk
mengurangi kantung plastik terdapat pro dan kontra. Hal ini tidak lepas dari
sisi plus dan minus dari kebijakan ini. pembatasan peredaran plastik melalui
mekanisme pembayaran diharapkan memiliki manfaat bagi lingkungan. Manfaat
tersebut adalah terjadinya migrasi pemakaian tas plastik ke tas ramah
lingkungan, misalnya membuat plastik dari bahan kain. Kebijakan kantung plastik
berbayar bukan tidak adanya sisi minus, apalagi migrasi penggunaan kantung
plastik kurang berjalan lancer, maka kebijakan ini justru akan menambah
pemasukan peritel dengan menjual kantung plastik. Berikut adalah pendapat mengenai kebijakan
pemerintah mengenai kantung plastik berbayar atau diet kantung plastik :
“
untuk kantung plastik berbayar saya setuju karena dengan diterapkan harga Rp.
200 masyarakat akan berfikir dua kali untuk membeli plastik secara terus
menerus berarti mereka akan mengeluarkan uang lebih untuk membayar plastik dan
plastik yang sudah dibayar biasanya dirumah tidak terpakai dan akhirnya hanya
akan menjadi sampah dan saya sekarang membawa sendiri kantung belanja dari
rumah” ujar Aryani seorang ibu rumah tangga.
“saya
kurang setuju dengan kantung plastik berbayar karena harga yang di tetapkan
terlalu rendah sehingga masyarakat tidak perduli jika hanya membayar dengan
harga segitu”. ujar Fita seorang karyawan.
“
saya tidak setuju untuk membayar kantung plastik, karena plastik merupakan
sesuatu yang penting dan sangat praktis untuk membawa belanjaan” ujar Irfan
seorang pelajar.
Ternyata
belum semua orang atau masyarakat yang menyadari pentingnya manfaat untuk mengurangi
kantung plastik karena mereka tidak menyadari akan bahaya yang akan ditimbulkan
dan lama nya plastik yang terurai hingga ratusan tahun. Bagi mereka mungkin
hanya dengan membayar Rp. 200 tidak terlalu berat, namun pemakaian kantung
plastik tetap tidak akan terminimalisasikan apabila banyak masyarakat yang
berpendapat demikian. Dampak penggunaan plastik
bagi lingkungan yaitu kantung plastik dapat mengakibatkan banjir, karena
menyumbat air dan tanggul yang dapat mengakibatkan banjir bahkan yang terparah
dapat merusak turbin waduk. Dari seluruh sampah yang ada di pantai, 57 persen
berupa sampah plastik. Sampah ini mengapung dan bahkan hingga tenggelam di
samudera pasifik sudah mencapai hampir 100 meter. Dan jika plastik dibakar,
sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan
yaitu proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai diudara
sebagai dioksin. Senyawa ini akan sangat berbahaya apabila terhirup manusia.
Dampaknya akan dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati,
gangguan system saraf, dan yang terparah akan dapat memicu depresi.
Namun
ada juga yang masyarakat yang mendukung kebijakan pemerintah ini dengan membawa
kantung plastik atau kantung belanja dari rumah. mereka sadar akan bahaya yang
dapat ditimbulkan dari penggunaan plastik terus menerus. Dengan mendukung
kebijakan pemerintah tentang pengurangan kantung plastik atau diet plastik,
dengan begitu mereka dapat mengurangi dampak negative atau dampak berbahaya
dari sampah plastik tersebut.
Kantung plastik sebenarnya dapat berguna
dan tidak hanya menjadi limbah apabila kita dapat mengelola kantung plastik
tersebut dengan cara yang benar. cara yang sederhana untuk mengurangi limbah
kantung plastik adalah dengan cara membuat kerajinan dari kantung plastik.
Kantung plastik tersebut dapat dijadikan tas, tempat pensil atau kantung
belanja yang dapat digunakan berulang kali. sudah banyak yang memanfaatkan
kantung plastik tersebut dengan menjadikan kerajinan tangan dan kerajinan
tersebut dapat dijual dengan harga yang lumayan menguntungkan sehingga dapat
menghasilkan uang. kita juga dapat membuat atau membeli kantung plastik yang
ramah lingkungan.
Di Negara maju mereka masih kesulitan
untuk mengelola dan mengatasi masalah limbah plastik ini. Di Negara maju mereka
berusaha membatasi produksi plastik dan penggunaan kantung plastik karena
sampah plastik ini menjadi sesuatu yang dapat meracuni bumi. Semenjak bulan
Maret tahun lalu pemerintah Irlandia mengenakan pajak kantung plastik, setiap
kantung plastik dihargai 9 pound di Irlandia, cara ini sungguh efektif karena
penggunaan kantung plastik di Irlandia telah menyusut hingga mencapai 90%.
Kantung plastik berbayar sukses di terapkan di Hongkong, Inggris, dan Belanda
(Amsterdam). Dan ketiga Negara tersebut menunjukkan adanya penurunan konsumsi
plastik sampai dengan 73 persen dengan program kantung plastik berbayar. Dengan
demikian kebijakan ini memberikan harapan baik bagi pengurangan limbah plastik.
Saat ini negara – negara lain juga sedang mengikuti pengurangan kantung plastik
yang dapat menyebabkan dampak negative bagi kehidupan manusia dan sedang
berusaha untuk menemukan teknologi yang tapat untuk mengurangi sampah plastik.
Begitu juga Indonesia dengan kebijakan pemerintah yang sudah mulai menetapkan
kantung plastik berbayar atau diet kantung plastik merupakan langkah yang tepat
dan awal yang baik untuk mengurangi limbah plastik yang akan berbahaya bagi
kehidupan sehari – hari. Optimalisasi penerapan kebijakan kantung plastik
berbayar mutlak diperlukan demi pencapaian manfaat. Evaluasi dan pengawasan
pemerintah juga diperlukan guna memperlancar penerapan serta minimalisassi
kontra produktif. Selain itu perlu kebijakan ini mestinya tidak berdiri
sendiri, namun berkoordinasi dan sinergis dengan kebijakan lain bahkan dari
instansi lain. kebijakan ini butuh diimbangi pembudayaan penggunaan tas ramah
lingkungan. kebijakan kantung plastik berbayar sifatnya setengah pemaksaan
melalui beban pembelian. Efektifitas pencapaian tujuan hanya untuk masyarakat
menengah kebawah. Sedangkan golongan menengah keatas berpotensi tetap memilih
membayar kantung plastik. Konsumen pasar atau toko modern justru kebanyakan
golongan ini. Oleh karena itu kuncinya butuh sosialisasi dan pembudayaan agar
perduli lingkungan. Tips sederhana adalah dengan selalu membawa kantung kain di
tas, kendaraan, dan lainnya setiap berpergian.
Sebaliknya pihak penjual dituntut meminimalisasi penjualan kantung
plastik. Strateginya bisa dengan menjual tas ramah lingkungan, pembagian gratis bagi pelanggan atau pembeli dengan nominal
tertentu. Maka sebaiknya mari kita semua mendukung program pemerintah untuk
mengurangi sampah plastik, karena masalah lingkungan adalah tanggung jawab kita
bersama.
DAFTAR PUSTAKA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar